Tidak bisa ditampik bahwa terdapat perbedaan jauh antara Islam yang ku pahami dengan Islam "pada umumnya". Secara kasat mata pada pemahaman "HablumMinnallah" (hubungan vertikal) mungkin sama, namun terasa berbeda pada pemahaman "HablumMinannas" (hubungan horizontal). Karena ajaran Islam yang selalu diajarkan dalam keluarga ku adalah Islam yang menjunjung tinggi Kebaikan, Kejujuran, penuh dengan Cinta Kasih dan Kedamaian, Pandai mencari hikmah dalam pentelaahan nilai-nilai dalam Kehidupan, Paham akan arti Perbedaan, Kecerdasan dalam mengolah daya pikir agar senantiasa menghasilkan suatu nilai-nilai Kebijaksanaan demi terciptanya "surga" bagi Dunia dan Akhirat..
Pemahaman ku tentang Islam yang seperti inilah yang aku sangat percaya adalah Kesungguhan nilai Islami yang sesungguhnya dibawa oleh Rasullullah Muhammad SAW. Dan pemahaman tentang ini pula yang sering "bertentangan" dengan islam-islam pada umumnya. Dan aku lebih memilih untuk mengimani ke-Islam-an ini yang telah terwariskan dalam keluarga ku..
Bahkan seolah aku menjadi semakin tersadar akan kalimat "waspada'lah terhadap hadist-hadist palsu yang marak beredar dalam peradaban zaman". Bagi ku sungguh sangat jelas untuk melihat perbedaan antara hadist palsu dengan yang asli, yaitu : "Hadist palsu adalah jelas membawa dampak perpecahan bagi umat manusia". Perpecahan-perpecahan yang sungguh sangat tidak sesuai dengan nilai (fungsi) Islam yang sejatinya sebagaimana aku tahu bahwa kehadiran Nabi ku adalah seorang Pendamai, dengan kata lain, bahwa Islam adalah Pendamai..
Islam adalah Damai. Islam adalah Kedamaian. Islam adalah Pendamai.
Bukankah perintah Al Quran sudah jelas memerintah kita meng'Iqro, yang artinya "membaca", yang artinya "cerdaskan". Al Quran memerintah kita untuk menjadi manusia yang cerdas. Mengkaji ayat-ayat Al Quran dengan Kecerdasan maka bersiap'lah akan "surga" yang sesungguhnya juga telah Allah siapkan untuk kita di Bumi ini. Subhannallah..
Sungguh Allah adalah Sang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, sesungguhnya Allah menurunkan perintah'Nya (melalui kitab/kitab-kitab'Nya), yang menyuruh kita untuk "hidup" dalam 2 surga (surga Bumi dan surga Akhirat). Subhannallah..
Sungguh tidak ada neraka yang Allah ciptakan kepada manusia, sesungguhnya manusia'lah yang menciptakan neraka bagi dirinya sendiri..
Jika melihat kekerasan-kekerasan yang terjadi dalam tubuh Islam, seperti bom bunuh diri/terorisme/peng-halal-an pembunuhan/peng-halal-an kerusuhan/dll, aku hanya bisa berujar dalam keimanan ku :
" Mungkin mereka Islam, tetapi haqqul yaqqin bukan itu ajaran Nabi ku, karena Nabi ku adalah seseorang yang penuh dengan Cinta Kasih dan Kedamaian.. "
Dan sungguh tidak bisa ditampik bahwa terlalu banyak saudara-saudara ku (dizaman ini) sesama umat Islam yang telah menjadi korban yang nyata akan keberadaan hadist-hadist palsu yang menyesatkan. Dan yang paling membuatku menangis adalah kesesatan mereka justru terjadi karena kecintaan yang sedemikian besar terhadap Islam. Sungguh si maha licik iblis itu telah membutakan mereka. Betapa jahiliyahnya zaman ini, bahkan keimanan manusia pun telah menjadi "mainan" menyenangkan bagi iblis. Sungguh hanya mukzizat'Mu ya Allah yang mampu menyadarkan mereka..
" Mohon maaf bagi sebagian dari kami ya Allah. Sesungguhnya mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mohon jangan pernah berikan kami hukuman, namun mohon berikan kami pelajaran yang mampu menyadarkan kami.
Mohon jadikan kami manusia yang mengerti akan Engkau.. "
Sungguh aku menyatakan diri meminta maaf kepada yang merasakan perbedaan jauh dalam pemahaman ke-Islam-an antara kita. Dan sungguh isi posting ini tidak bermaksud untuk menciptakan jurang pemisah akan makna dari ke-Islam-an yang sesungguhnya. Sekedar bertelaah bukankah sudah selayaknya kita sebagai umat Islam untuk kembali kepada ajaran Baginda Rasullullah tercinta kita Muhammad SAW, (yaitu dengan menjalankan Islam yang penuh dengan Kedamaian)..