yang kemudian jatuh lagi menghujam Bumi
dengan segala kemarahan alam yang seolah tak mampu
lagi menahan sabarnya karena ke"bandel"an (keserakahan)
kita yang telah mengabaikan untuk menjaganya.
Dari Sabang sampai Merauke seolah rata sudah
Bumi Indonesia berguncang, namun tetap saja terabaikan..
Benarkah karena ketidak sadaran atau memang sengaja mengabaikan?
Lalu, sampai kapan?
Harus se-hancur apalagi Bumi ini untuk menghentak kita agar bangun dan tersadar akan jeritnya?
Bahkan Sang Maha senantiasa menurunkan hujan'Nya seolah memerintahkanku untuk segera membersihkan diri..
Mungkinkah ini adalah juga perintah bagi kita semua?